Indonesia mengundang sepuluh negara di dunia terkait konferensi internasional restorasi hutan atau penghutanan kembali ekosistem hutan. Dan salah satu negara yang diundang adalah Singapura yang menyisakan hutan alam seluas sekitar 3.043 hektar.
"Konferensi ini akan dihadiri lebih dari 300 peserta dari 10 negara, USA, Philippines, Indonesia, Britain, Australia, Costa Rica, Germany, Nigeria, Sri Lanka, dan Singapore," kata Kepala Pusat Humas Kementerian Kehutanan Masyhud. Sebagaimana dilaporkan oleh detik news.com.
Mengapa Singapura? Ada banyak persoalan dan pertanyaan mengapa singapura diikutsertakan dalam konferensi internasional restorasi hutan tersebut, mengingat luas negara itu sekitar 710.2 km2 dan hanya 23% daratannya terdiri dari hutan, utamanya di daerah Bukit Timah Nature
Sejak kapan Singapura punya hutan kayu yang lebat dan bisa ditebang dan diekspor dan mendatangkan kekayaan yang berlimpah? Sehingga layak dicantumkan dalam konferensi tersebut?
Pejabat kita nampaknya lupa kalau Singapura punya saham dalam hilangnya ratusan jutaan hektar hutan tropis di Sumatera dan Kalimantan. Bukankah yang selama ini membeli kayu dari dua wilayah itu dengan murah meriah dan seringkali secara ilegal -- lalu mengolahnya dan menjualnya kembali ke Indonesia dengan harga lebih mahal -- adalah perusahaan dari Singapura? Bukankah dari lahan hutan yang gundul itu kini tumbuh juta hektar lahan perkebunan sawit milik taipan-taipan kaya Indonesia Singapura?
Bahkan karena rahman dan rahimnya nyonya dan tuan di Jakarta, Singapura boleh saja berbangga diri. Sebab World Trade Organization merekam jejak jahat mereka. Dalam sebuah laporan bertajuk "World Trade Report 2010: Trade in natural resources", lembaga dunia itu mengeluarkan data yang intinya menyebutkan Singapura berada di posisi 15 besar negara pengekspor sumber daya alam. Ranking persisnya di posisi 14.
Prestasi besar sekaligus menakjubkan bila mengingat di peringkat 15 itu nama Indonesia -- yang notabene wilayahnya jauh lebih luas dan kaya sumber daya alam -- sama sekali tak tercantum. Dalam laporan itu, WTO menggolongkan ekspor kayu sebagai salah satu komponen sumber daya alam.
Singapura memang patut berterima kasih kepada Jakarta, selain negeri Lee Kuan Yew itu memang toilet uang haram koruptor Indonesia, juga lantaran nyonya-nyonya dan tuan-tuan di Jakarta yang ramah-ramah menjadi tiang penyangga ekonomi mereka, sementara rakyat di Republik ini hidup dalam kurang gizi dan termiskinkan.
0 komentar:
Posting Komentar